Analisis Jamaknya Kerangka Acuan Koordinat dalam Survei dan Pemetaan Kadastral
Studi di Daerah Magelang dan Sleman
DOI:
https://doi.org/10.31292/kadaster.v2i1.32Keywords:
datum pemetaan, pemetaan kadastral, kerangka acuan koordinat yang beragam, perbedaan koordinat, multiple coordinate reference frameworksAbstract
An unusual situation exists in Indonesia, where cadastral measurement and mapping for land registration do not adhere to a single coordinate reference framework. The Technical Guidelines for PTSL (2020–2022) state that land parcel measurements can be tied to the National TDT and/or to CORS reference stations, despite the fact that these two use different datum systems. If this is done, issues of gaps and overlaps may arise between adjacent land parcels during mapping. This study aims to highlight the multiplicity of coordinate reference frameworks used in cadastral measurement and mapping, and their relation to the national single map policy. A descriptive-comparative method with a quantitative approach was employed to compare the coordinates resulting from TDT measurements that fall within different coordinate systems and are used in cadastral mapping. The results indicate significant differences in the TDT position coordinates due to the different epoch references of the datum systems, as well as variations in the shape of the TDT network in the study area. This implies that TDT of orders 2, 3, 4, and densification orders from BPN cannot be used as a reference for land parcel binding in cadastral mapping.
Keywords: mapping datum, multiple coordinate reference frameworks, coordinate differences, cadastral mapping.
INTISARI
Suatu kondisi yang tidak lazim terjadi di Indonesia, di mana pengukuran dan pemetaan kadastral untuk pendaftaran tanah tidak mengacu pada satu kerangka acuan koordinat yang tunggal. Petunjuk Teknis PTSL (2020–2022) menyatakan bahwa pengukuran bidang-bidang tanah dapat diikatkan pada TDT Nasional dan/atau pada stasiun acuan CORS, meskipun keduanya menggunakan sistem datum yang berbeda. Jika hal ini dilakukan, akan timbul masalah gap dan overlap pada bidang-bidang tanah yang berbatasan saat pemetaan dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keberagaman kerangka acuan koordinat yang digunakan dalam pengukuran dan pemetaan kadastral, serta kaitannya dengan kebijakan peta tunggal nasional. Metode deskriptif-komparatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk membandingkan koordinat hasil pengukuran TDT yang berada pada sistem koordinat yang berbeda dan digunakan dalam pemetaan kadastral. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam koordinat posisi TDT, yang disebabkan oleh perbedaan epok referensi sistem datum. Selain itu, terdapat variasi perubahan bentuk jaring TDT di daerah penelitian. Ini berarti bahwa TDT orde 2, 3, 4, dan orde perapatan dari BPN tidak dapat digunakan sebagai acuan pengikatan bidang tanah untuk pemetaan kadastral.
Kata Kunci: datum pemetaan, kerangka acuan koordinat yang beragam, perbedaan koordinat, pemetaan kadastral.
References
Abidin, HZ dkk. (2009) Deformasi Koseismik dan Pascaseismik Gempa Yogyakarta 2006 dari Hasil Survei GPS, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 4 No. 4 Desember 2009, Bandung.
Abidin, HZ (2014) SRGI2013: Karakteristik dan Implementasi, Paper dipresentasikan pada Seminar dan Workshop ISI: SRGI2013 Menuju Sistem Referensi Tunggal Pemetaan Nasional, 21-22 Mei 2014, Hotel Aryaduta, Pekanbaru.
Andreas, H (2011) Epoch Reference 2012.0, Paper dipresentasikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dan Swasta untuk Percepatan Pemetaan dan Pembangunan, 24 Nov. 2011, Teknik Geodesi Undip – ISI, Semarang.
Angus-Leppan, PV et.al (1982) Crustal Movement from Satellite Observations in the Australian Region, Proceedings of the 3rd Symposium on Recent Crustal Movements and Phenomena associated with Earthquakes and Volcanism, May 12 -13, 1982, Tokyo, at the General Meeting of the International Association of Geodesy.
Basuki, S (2011) Ilmu Ukur Tanah, Edisi revisi, UGM Press, Yogyakarta.
BIG (2011) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, BIG, Bogor.
BIG (2013) Peraturan Kepala BIG Nomor 15 Tahun 2013 tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013, BIG, Bogor.
BPN (1997) Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Agraria / KBPN Nomor 3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah, BPN, Jakarta.
BPN (2013) Act Number 5 of 1960 regarding the Basic Provisions Concerning the Fundamentals of Agrarian Affairs, BPN, Jakarta.
BPN (2020) Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap 2020 - 2022, BPN, Jakarta.
Fahrurrazi, D (2011) Sistem Acuan Geodetik: dari Big Bang sampai Kerangka Acuan Terestrial, Cetakan pertama, UGM Press, Yogyakarta.
Fujii, Y and Nakane, K (1982) Horizontal Crustal Movements in the Kanto-Tokai District, Japan, as Deduced from Geodetic Data, Proceedings of the 3rd Symposium on Recent Crustal Movements and Phenomena associated with Earthquakes and Volcanism, May 12 -13, 1982, Tokyo, at the General Meeting of the International Association of Geodesy.
Henneberg, HG (1982) Geodetic Control of Neotectonics in Venezuela, Proceedings of the 3rd Symposium on Recent Crustal Movements and Phenomena associated with Earthquakes and Volcanism, May 12 -13, 1982, Tokyo, at the General Meeting of the International Association of Geodesy.
Hofmann-Wellenhof, B et.al (1992) GPS, Theory and Practice, Springer-Verlag, Wien - NY.
Ilk, KH (1996) Reference Systems in Geodesy, Lecture note part 5, 2nd Tropical School of Geodesy 4 – 16 Nov. 1996, Bandung.
Kariyono dkk. (2014) Rekonstruksi Batas Bidang Tanah Menggunakan Jaringan Referensi Satelit Pertanahan, Jurnal Agraria dan Pertanahan Bhumi, Vol. 1 No. 1 Mei 2015, Yogyakarta.
Karsidi, A (2014) SRGI2013 Menuju Sistem Referensi Tunggal dalam Penyelenggaraan IG Nasional: Aktualisasi dan Implementasi SRGI2013 dalam Pemetaan Nasional, Paper pada Seminar dan Workshop: SRGI2013 Menuju Sistem Referensi Tunggal Pemetaan Nasional, 21-22 Mei 2014, Hotel Aryaduta, ISI, Pekanbaru.
Kasahara, M dkk. (1982) On the Cause of Long-Period Crustal Movement, Proceedings of the 3rd Symposium on Recent Crustal Movements and Phenomena associated with Earthquakes and Volcanism, May 12 -13, 1982, Tokyo, at the General Meeting of the International Association of Geodesy.
Kementerian Agraria/BPN, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, BPN, Jakarta.
Kementerian Agraria/BPN, Peraturan Menteri Negara Agraria / KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, BPN, Jakarta.
Kriswati, E dkk. (2011) Karakteristik Deformasi G. Lokon Tahun 2009 – 2011 Berdasarkan Data GPS, Paper dipresentasikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dan Swasta untuk Percepatan Pemetaan dan Pembangunan, 24 Nov. 2011, Teknik Geodesi Undip – ISI, Semarang.
Kurniawan, D (2017) Pemanfaatan Web-based GNSS Data Processing Service Auspos untuk Kegiatan Pengukuran Kadastral (Skripsi DIV STPN), Yogyakarta.
Meilano, I dkk. (2011) Analisis Pergeseran Berdasarkan Data Pengamatan GPS di Provinsi Lampung, Paper dipresentasikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dan Swasta untuk Percepatan Pemetaan dan Pembangunan, 24 Nov. 2011, Teknik Geodesi Undip – ISI, Semarang.
Meilano, I dkk. (2011) Regangan Tektonik di Selat Sunda Berdasarkan Pengamatan GPS, Paper dipresentasikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dan Swasta untuk Percepatan Pemetaan dan Pembangunan, 24 Nov. 2011, Teknik Geodesi Undip – ISI, Semarang.
Morgan, P (1996) Geodinamics and Modern Datum Definition, Lecture note part 6, 2nd Tropical School of Geodesy 4 – 16 Nov. 1996, Bandung.
Nugroho, T dan Roswandi (2014) Dualisme Kerangka Referensi Kadastral: Dampak, Solusi, dan Arah Kebijakannya, Jurnal Iptek Pertanahan, Vol. 4 No. 2 Nov. 2014, Pusat Penelitian dan Pengembangan BPN RI, Jakarta.
Prescott, WH and Lisowsky, M (1982) Strain Accumulation Along the San Andreas Fault System East of San Fransisco Bay, California, Proceedings of the 3rd Symposium on Recent Crustal Movements and Phenomena associated with Earthquakes and Volcanism, May 12 -13, 1982, Tokyo, at the General Meeting of the International Association of Geodesy.
Rizos, C (1996) Principles of GPS Surveying, Lecture note part 2, 2nd Tropical School of Geodesy 4 – 16 Nov. 1996, Bandung.
Santoso, D (2002) Pengantar Teknik Geofisika, Penerbit ITB, Bandung.
Soeprapto, TA (2004) Pengelompokan Pulau-pulau berdasarkan atas Genesanya untuk Perencanaan Tata Ruang Wilayah Laut, Menata Ruang Laut Terpadu, Cetakan pertama, Pradnya Paramita, Jakarta.
Soeta’at (1994) Fotogrametri Analitik, Diktat kuliah, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta.
Subarya, C (1997) Jaring Kontrol Geodesi Nasional Orde Nol dalam ITRF93, Paper dipresentasikan pada Seminar Nasional Meningkatkan Unjuk Kerja Dunia Survey dan Pemetaan Indonesia dalam Menunjang Pembangunan yang Berkelanjutan, 9-10 Des. 1997, Hotel Horison, Forum Ilmiah Tahunan – ISI, Bandung.
Subarya, C (2014) SRGI (Sistem Referensi Terestris Kinematik): Berdasarkan Model Pergerakan Lempeng dan Deformasi Faktual, Paper pada Seminar dan Workshop: SRGI2013 Menuju Sistem Referensi Tunggal Pemetaan Nasional, 21-22 Mei 2014, Hotel Aryaduta, ISI, Pekanbaru.
Sukandarrumidi (2011) Pemetaan Geologi, Cetakan pertama, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sumarto, I (2014) Sistem Referensi Geospasial Kadastral, Makalah Seminar dan Workshop: SRGI2013 Menuju Sistem Referensi Tunggal Pemetaan Nasional, 21-22 Mei 2014, Hotel Aryaduta, ISI, Pekanbaru.
Sunantyo, TA dan Fahrurrazi, D (2011) Jaring Kontrol Geodetik Dinamik di Wilayah Tektonik Indonesia, Paper dipresentasikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dan Swasta untuk Percepatan Pemetaan dan Pembangunan, 24 Nov. 2011, Teknik Geodesi Undip – ISI, Semarang.
Teknik Geodesi FTSP ITB (1997) Buku Petunjuk Penggunaan Proyeksi TM-3 dalam Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, Jurusan Teknik Geodesi FTSP ITB, Bandung.
Teunissen, PJG and Verhoef, HME (1996) A Primer on Network Adjustment and Quality Control, Lecture note part 2, 2nd Tropical School of Geodesy 4 – 16 Nov. 1996, Bandung.
Wahyono, EB dkk (2016) Dampak Deformasi Lempeng Bumi terhadap Koordinat Titik Dasar Teknik di Pulau Ternate dan Kabupaten Halmahera Barat (Periode 2005/2007 – 2015). dalam Dewi, AR (Ed), Penyelesaian Problem Agraria, PPPM, Yogyakarta: STPN Press.
Welsch, WM (1982) Finite Element Analysis of Strain Pattern from Geodetic Observations Across a Plate Margin, Proceedings of the 3rd Symposium on Recent Crustal Movements and Phenomena associated with Earthquakes and Volcanism, May 12 -13, 1982, Tokyo, at the General Meeting of the International Association of Geodesy.
Widjajanti, N. dkk (2012) Pemanfaatan GNSS CORS untuk Penentuan TDT Orde 3 Menggunakan Metode Rapid Static dengan Moda Radial, Paper dipresentasikan pada Seminar Internasional Informasi Geospasial bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pembangunan Ekonomi, 17 Okt. 2012 Hotel Bidakara, ISI, Jakarta.
Wolf, PR (1980) Adjustment Computations, Second edition, PBL Publishing Co., Madison.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Tanjung Nugroho, Eko Suharto, Sunarto, Farizal Febriantoro Wibowo, Kuna Ajie
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.